[Review] Icha Ayu - Distance
Judul: Distance: 11.369 km untuk satu cinta (Goodreads, Stiletto Book)
Pengarang: Icha Ayu
Penerbit: Stiletto Book
ISBN: 9786027572300
Tahun: Agustus 2014 (Cetakan I)
Tebal: 177 hlm.
Rating: 2/5 stars
Format: Paperback
Mulai: 18 April 2015
Selesai: 23 April 2015
Sinopsis:
Pengarang: Icha Ayu
Penerbit: Stiletto Book
ISBN: 9786027572300
Tahun: Agustus 2014 (Cetakan I)
Tebal: 177 hlm.
Rating: 2/5 stars
Format: Paperback
Mulai: 18 April 2015
Selesai: 23 April 2015
Sinopsis:
Kirana, mahasiswi penerima beasiswa short course program di Jenewa-Swiss, berharap akan sebuah petualangan di benua yang selalu dia impikan. Ternyata yang ia dapatkan jauh lebih dari sekedar pengalaman akademis saja; persahabatan dengan beberapa mahasiswa lain dari berbagai negara, dan juga cinta yang tidak pernah dia sangka sebelumnya, seolah melengkapi pengalaman barunya tersebut.
Pertemuan dengan Emmanuel, mahasiswa Prancis, memberikan warna tersendiri dalam hidupnya. Kebersamaan mereka berdua didasari oleh perbedaan yang tidak pernah diduga akan menjadi sangat sulit saat Kirana harus pulang ke Indonesia. Ada 11.369 km jarak, 11.369 perbedaan, namun juga ada satu cinta yang ia tetap coba untuk yakini.
Review:
Ekspektasi. 1 kata yang membuat aku memberikan 2 bintang pada buku ini. Ketika aku membaca sinopsis buku untuk pertama kalinya, yang ada di dalam pikiran aku adalah berbagai permasalahan dalam hubungan antara Kirana dengan Manu (Emmanuel) dan bagaimana cara mereka menghadapinya. Ya, memang bagian itu dibahas di bagian 2/5 akhir buku. Tapi aku sudah terlanjur kecewa dengan buku ini sehingga tidak merasa excited ketika berada di bagian tersebut.
Sudah ada 11.369 perbedaan yang tidak akan bisa kami satukan, akan ada 11.369 jarak yang memisahkan kembali kami berdua, dan masih ada 11.369 hal lainnya yang aku takut untuk hadapi sendirian. (hlm. 161)
Dari segi penulisan, butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk terbiasa. Agak kaku, terlalu panjang di bagian deskripsi suatu tempat atau sistem transportasi, tapi juga terlalu cepat sehingga terkadang ada 'lubang' di jalan cerita yang sangat menggangu bagiku.
Apabila aku ingin membaca buku ini untuk mencari tahu tentang tempat-tempat di Swiss, Paris, dan sekitarnya mungkin aku akan lebih menyukai buku ini. Tapi aku berekspektasi akan mendapatkan kisah drama, percintaan, dkk sehingga saat disuguhi deskripsi terus-menerus aku menjadi sangat kesal.
Ada pula 'lubang' di cerita yang sangat menggangu bagiku. Di hal 14 dikatakan bahwa Kirana dan teman-temannya sedang berada di suatu taman dan kemudian ada deskripsi tentang hal-hal yang orang lain lakukan di taman tersebut. Lalu hal 15-17 masuk ke bagian saat mereka berpisah dan ada juga penjelasan tentang teman-teman Kirana, dsb. Tiba-tiba di halaman 18 disebutkan bahwa Kirana sudah merasa kenyang setelah makan di taman. Apa pula yang mereka makan? Kenapa ada bagian deskripsi yang diceritakan dengan sangat mendetail tapi ada pula bagian yang dilompati seperti ini?
"Semua orang diciptakan untuk berbeda, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menghargai perbedaan tersebut, kan?" (hlm. 172)
Berbicara mengenai karakter, tidak ada satupun yang menjadi favoritku di buku ini. Menurutku Manu itu terlalu baik dan bagiku itu tidak wajar. Kirana terlalu... labil menurutku. Ada saat ketika dia menjadi lebih dewasa dalam menyikapi permasalahannya, tapi ada pula saat ia sangat childish bagiku.
A person who is lonely inside will always be lonely even with a company. When you're happy with yourself, you might want company but NOT to fill your void. (hlm. 165-166)
Buku ini sebetulnya tidak buruk. Ada beberapa informasi tentang adab orang Eropa yang cukup thought-provoking. Tapi karena ekspektasiku terlalu tinggi tentang buku ini, maka aku hanya dapat memberikan nilai 2/5 stars.
Comments
Post a Comment